———————————————————

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyikapi masalah rumah sakit di Jakarta yang menampik masyarakat Baduy Dalam namanya Repan, korban perampok di teritori Cempaka Putih, Jakarta Pusat karena tidak mempunyai KTP. Kejadian itu awalnya trending di sosial media.
Menurut Pramono, ada masalah bahasa saat proses komunikasi dengan korban. Ia sudah panggil Kepala Dinas Kesehatan berkaitan kejadian itu.
“Maka untuk masyarakat Baduy, tidak betul ada penampikan dari rumah sakit. Saya secara eksklusif telah panggil Kepala Dinas,”tutur Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis (6/11/2025).
“Minta maaf, memang komunikasi yang muncul karena masyarakat Baduy ini, eh, mungkin bahasanya tidak ini hingga ada kendala itu,”tambahnya.
Pramono memperjelas, tidak ada penolakan dari pihak rumah sakit. Bahkan, anak buahnya sudah ke lapangan untuk mengeceknya.
“Tetapi, yang jelas tidak ada betul-betul larangan untuk rumah sakit. Bahkan, Kepala Dinas, Bu Ani sendiri, pada akhirannya ke lapangan untuk mengecek itu . Karena itu betul-betul itu tidak benar, ya,” ucapnya.
Pramono menegaskan semua servis kesehatan baik punyai Pemprov DKI atau mungkin tidak menjadi tanggungjawab pemda (Pemda).
“Ya, ingin atau punyai Pemprov atau mungkin tidak, saya sudah minta sama Bu Ani, telah, semua tanggung-jawab Pemda,” katanya.
Awalannya, seorang warga Baduy Dalam namanya Repan menjadi korban pencurian dengan kekerasan. Korban alami kehilangan uang Rp3 juta dan 10 botol madu dagangannya.
Adapun peristiwa yang menimpa Repan itu terjadi di kawasan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Minggu (26/10) dan sempat viral di media sosial.
Ironinya, Repan sebagai korban justru tidak mendapat service oleh salah satu rumah sakit di kawasan itu karena tidak memiliki KTP.
SUMBER ( https://news.okezone.com/read/2025/11/06/338/3181830/viral-warga-baduy-korban-begal-ditolak-rumah-sakit-pramono-saya-sudah-panggil-kepala-dinas )